G20 Education Working Group, Menata Kembali Sistem Pendidikan dengan Semangat Gotong Royong


Yogyakarta, Kemendikbudristek --- Melalui G20 EdWG, Indonesia memimpin gerakan global untuk menata kembali dan membangun sistem pendidikan pascapandemi Covid-19.  Momentum Presidensi Indonesia dalam G20 akan dimanfaatkan Indonesia untuk mengajak dunia bergotong royong menata dan membangun kembali sistem pendidikan. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anak bangsa yang tangguh menjawab tantangan masa depan sekaligus mampu menjawab tuntutan global.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG) Iwan Syahril, dalam sambutan pembuka pada pertemuan pertama EdWG, di Yogyakarta, Rabu (16/3/2022). Ia menekankan bahwa gerakan gotong royong untuk menjadi lebih baik tersebut harus segera dilakukan. “Fakta bahwa pandemi memberikan dampak kepada seluruh dunia dan semua orang menekankan  pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global,” katanya.

Ia menjelaskan ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja telah menjadi isu yang dihadapi dunia selama beberapa dekade terakhir. Terlebih, pandemi memperburuk situasi tersebut dengan memperluas kesenjangan sosial ekonomi dan membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan dan dunia kerja.

 “Kita harus bergerak sekarang. Anak-anak kita tidak bisa terus menunggu sekolah mereka dibuka kembali dan mengalami  learning loss. Ini bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-cita,” ujar Iwan.

Para delegasi yang hadir di pertemuan pertama G20 EdWG juga turut menyampaikan dukungan terhadap agenda prioritas, termasuk Pendidikan yang Berkualitas untuk Semua. Adrian Veale, selaku Policy Officer, European Commission, Directorate-General for Education, Youth, Sport and Culture mengatakan bahwa agenda G20 EdWG ini merupakan momen yang tepat untuk memikirkan ulang sektor pendidikan dan menitikberatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.

“Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat 'gotong royong' seperti yang Anda (Bapak Iwan Syahril) katakan. Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain dari Working Group kita hari ini dan besok. Oleh karena itu, kami menantikan sesi-sesi tersebut dan juga peran kami dalam mengembangkan kebijakan tersebut,” ucap Adrian.

Pertemuan hari pertama G20 EdWG terdiri atas dua sesi. Sesi pertama membahas agenda prioritas pertama, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua. Sesi selanjutnya membahas agenda prioritas kedua, yakni Teknologi Digital dalam Pendidikan. EdWG hari pertama dihadiri oleh 27 delegasi secara luring, yakni delegasi Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan UNICEF. Selain itu hadir juga secara daring 64 delegasi dari Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja (sebagai Ketua ASEAN), Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Turki, Uni Eropa, dan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). (Desliana Maulipaksi)Sumber 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak